Wednesday 19 March 2014

Makalah observasi Bimbingan Konseling








MAKALAH OBSERVASI
“Layanan Bimbingan dan Konseling Di SMKN 1 Puring”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling
Dosen: Bu Edwindha

Oleh
Maliasih
4201411101
Pendidikan Fisika


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
            Makalah yang berjudul “Layanan Bimbingan dan Konseling Di SMKN 1 Puring “ disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang.
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itulah, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan, demi kesempurnaan karya tulis ini.
            Terlepas dari kekurangan-kekurangan, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca.


Semarang, 1 Mei 2013

                                                                                                  Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menentukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Dalam bimbingan dibutukan tenaga ahli untuk melakukannya, Bimbingan di sekolah berlaku untuk semua siswa yang sekolah di sekolah tersebut, bukan hanya untuk siswa yang bermasalah maupun yang merasa kesulitan belajar.
Bimbingan dan Konseling merupakan mata kuliah yang wajib dikuasai oleh calon guru, mengingat peran guru di sekolah sebagai pembimbing yang harus bisa mengarahkan anak didiknya dalam pembelajaran sehingga tercapai tujuan dari pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak didik di sekolah bersifat unik, karenanya guru dituntut untuk bisa mengakomodasi seluruh keunikan peserta didik dengan memberikan bimbingan secara individual serta mengarahkannya kepada hal yang positif.
Tugas ini merupakan bagian dari tugas bimbingan dan konseling. Dengan tugas ini diharapakan mahasiswa mengetahui dan belajar secara langsung tentang pelaksanan Bimbingan dan Konseling di suatu sekolah, serta menganalisis permasalahan dan solusinya. Observasi ini merupakan pembelajaran bagi mahasiswa calon pendidik sebelum terjun langsung pada dunia pendidikan yang sesungguhnya.

B.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang telah dirumuskan adalah:
1.    Bagaimana pelaksanaan BK di SMKN 1 Puring?
2.   Apa saja hambatan pelaksanaan BK di SMKN 1 Puring?
3.    Bagaimana peran guru di sekolah dalam pelaksanaan BK?
C.    Tujuan
Observasi ini bertujuan untuk mengamati bagaimana aplikasi Bimbingan dan Konseling di SMKN 1 Puring sehingga mahasiswa bisa mengambil pelajaran dan mendapat pengalaman langsung tentang Bimbingan dan Konseling.
Observasi ini juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kejadian di lapangan dalam kesesuaiannya dengan teori yang ada sehingga ditemukan perbedaan keduanya dan menemukan reaksi dari perbedaan tersebut, apakah bersifat positif atau negatif.
Terakhir observasi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.


BAB III
HASIL OBSERVASI

Nama Sekolah                         : Smk Negeri 1 Puring
Alamat Sekolah                      : Desa Tambakmulya, Kecamatan Puring,
                                                  Kabupaten Kebumen
Kepala Sekolah                       :  Sumaryanto, S. Pd. M. M. Pd.
Jumlah Siswa                          :  940 siswa
Waktu pelaksanaan                 :  Sabtu, 3 Juni 2013
Narasumber                             :  Kartijo S. Pd.

A.    Pelaksaan BK di SMKN 1 Puring
SMKN1 Puring merupakan sekolah Smk pelayaran yang terletak di desa Tambakmulya, kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen. Saat ini, jumlah siswa yang masih aktif sebanyak 940 siswa yang terdiri dari 110 siswa putri (taruni) dan 830 siswa putra (taruna). Sekarang ini ada 4 jurusan, yaitu Otomotif, NKPI (Nautika Kapal Penangkap Ikan), TKPI (Teknika Kapal Penangkap Ikan), dan NKN (Nautika Kapal Niaga). Sekolah ini berdiri pada 1 oktober 2004. SMKN 1 Puring dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Sumaryanto, S.Pd.M.M.Pd. Adapun guru khusus BK sebanyak satu orang yaitu Bapak Kartijo, S.Pd. Dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling guru BK dibantu oleh guru matapelajaran yang merangkap  sebagai guru BK sebanyak 4 orang.
Dalam sekolah ini diterapkan beberapa bidang bimbingan diantaranya, bimbingan karir, bimbingan pribadi, bibingan sosial, dan bimbingan belajar. Pada awal pendaftaran, untuk penjurusan siswa terlebih dahulu mendapatkan bimbingan karir. Panitia PBDB menjelaskan semua informasi tentang jurusan yang ada, karena tidak jarang siswa yang mendaftar  belum tahu jurusan yang akan mereka ambil. Dalam tahap wawancara, pendaftar diwawancarai tentang minat jurusannya. Jurusan disesuaikan dengan minat siswa, tidak jarang mereka yang ganti jurusan setelah wawancara. Wawancara biyasanya dialkukan oleh ketua jurusan.
Setiap minggunya disekolah ini ada 1 jam pelajaran disetiap kelasnya. Waktu sejam dirasa kurang untuk melakukan bimbingan secara maksimal. Untuk melakukan bimbingan, pihak BK mengambil waktu saat apel baik apel pagi maupun siang. Apel pagi dilaksanaka sebelum kegiatan belajar mengajar, dan apel siang dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar. Apel dilakukan rutin setiap harinya biyasanya berbentuk latihan fisik.
 Untuk kelas X dan XI apel biyasanya berbentuk latihan fisik yang diselingi dengan bimbingan social dan bimbingan belajar. Dalam bimbingan karir, saat apel kelas XII dipisahkan dengan kelas X dan XI. Guru Bk memberikan penjelasan atau menginformasikan semua hal yang berhubungan dengan karir siswa. Informasi itu biasanya tentang pendidika lanjut  dan juga tentang pekerjaan. Sebagian besar lulusan SMKN 1 Puring tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga mereka lebih banyak membutuhkan informasi tentang pekerjaan. Untuk itu, SMKN 1 Puring berkerja sama dengan agensi pelayaran dari Jepang yang setiap akhir tahun pelajaran selalu mengadakan seleksi kerja.
Siswa yang ingin mendapatkan informasi lebih, atau ingin berkonsultasi tentang karir dan pendidikan lanjut biyasanya dengan suka rela mendatangi guru BK untuk berkonsultasi. Konsultasi kadang perorangan dan kadang dalam bentuk kelompok kecil. Selain datang dengan sukarela, pihak Bk juga kerap mengadakan panggilan bergilir untuk siswa yang sekiranya perlu mendapat bimbingan. pangggilan bergilir itu dalam bentuk kelompok kecil ataupun individu disesuaikan dengan tujuan bimbingan. Dalam bimbingan belajar, pihak BK mengadakan hipnoterapi untuk kelas XII menjelang ujian nasional. dengan hipnoterapi diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam mengerjakan ujian nasional.
Untuk siswa yang bermasalah, pihak BK melakukan bimbingan tersendiri disesuaikan dengan masalah atau pelanggaran yang dilakukan. Pelanggaran yang paling sering dilakukan siswa yaitu tidak masuk tanpa keterangan. Ada banyak penyebab mereka tidak masuk tanpa keterangan. Siswa yang rumahnya jauh dari sekolah, kesulitan untuk menitipkan surat, sedangkan injin melalui telefon tidak diperbolehkan oleh sekolah. Untuk itu pihak sekolah memberikan kebijakan bagi yang tidak masuk tapi tidak bisa mengirim surat hari itu juga. Hari berikutnya harus menemui guru BK dan membawa surat, dan siswa itu dianggap masuk dengan ijin. Untuk yang tidak masuk tanpa alasan lainnya, pihak BK selalu memangggil setelah siswa tersebut masuk. Pemanggilan dilakukan untuk meminimalisasi siswa tidak masuk tanpa keterangan. Dalam pemanggilan itu, siwa akan mendapatkan teguran dan sanksi yang sesuai.
Sebelum memberikan sanksi, guru BK menanyakan terlebih dahulu alasanya. Dengan alasan itu guru BK akan menyesuaikan dengan sanksi yang akan diberikan. Pelanggaran yang sering dilakukan lagi yaitu masuk terlambat, dan atribut tidak lengkap. Sanksi-sanksi dan prosedur untuk semua pelanggaran sebelumnya telah disosialisasikan kepada semua siswa dan guru. Prosedur dan sanksi semuanya disesuaikan dengan peraturan yang ada di IK (Intruksi Kerja) yang telah distandarisasi oleh ISO. Sanksi ada tiga bentuk yaitu sanksi administrasi atau teguran secara lisan, sanksi spiritual, dan sanksi fisik. Sanksi fisik bertujuan positif untuk kesehatan siswa.
Pelanggaran berat yang pernah dilakukan oleh siswa yaitu mencuri. Pencurian itu berupa pencurian Hp, Helm, uang, dll. Untuk kasus ini, siswa akan diberi poin 50 dari 100 poin. Untuk menyelesaiakn masalah ini, biyasanya guru BK mencari tahu terlebih dahulu alasan dan latarbelakang siswa mencuri. Karena disetiap masalah pasti ada alasan mereka melakukanya. Terkadang guru BK juga memanggil orang tua siswa untuk bersama-sama mencari jalan keluar terbaik.
Untuk pengembangan diri siswa, di SMKN 1 Puring ada 11 ektrakurikuler, yaitu: Pramuka, PMR, Bela Negara, pencak silat, sepak bola, voly, drumband, produktif, dll. Tiga diantaranya wajib dipilih salah satu yaitu pramuka, PMR, dan Bela Negara.
B.     Hambatan Pelaksanaan BK di SMKN 1 Puring
SMKN 1 Puring tergolong sekolah yang belum lama berdiri dan terletak didesa. Fasilitas masih sangat minim. Adapun hambatan dalam pelaksanaan BK yang utama yaitu belum memiliki ruangan tersendiri, sekarang ini ruangan Bk masih bergabung dengan ruangan kesiswaan. Tentunya sangat tidak nyaman bagi guru BK untuk melakukan konseling di ruangan tersebut. Tidak jarang saat guru BK sedang melakukan konseling dengan siswa guru lain yang tidak ada kepentingan dengan Bk ikut nimbrung dan berbicara yang tidak semestinya. Asas-asas Bk seperti kerahasiaan tidak berjalan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak jarang guru BK mencari waktu lain diluar jam sekolah untuk melakukan konseling dengan siwa. Tidak jarang guru Bk mengajak  siswa ke warung untuk melakukan konseling karena suasana ruangan yang tidak memungkinkan. Di warung suasana lebih santai dan biyasanya siswa menjadi lebih terbuka untuk bercerita.
Hambatan lainya yaitu kurangnya tenaga pendidik yang benar-benar lulusan BK. Dengan jumlah siswa 940 seharusnya paling tidak ada 5 guru Bk, sedangngkan disekolah ini baru ada 1 guru Bk yaitu Bapak Kartijo. Guru Bk lainya aslinya guru matapelajaran. Bapak Kartijo juga merangkap sebagai Waka Kesiswaan., sehingga terkadang bingung. Disatu sisi sebagai guru BK yang harus mendekatkan diri pada siswa, dan di sisi lain seabai kesiswaan yang harus bertindak tegas pada siswa. Untuk guru-guru pembantu Bk tentunya  tidak dapat membantu sepenuhnya pada BK, mereka terlebihdahulu mengutamakan bidang yang memang tempat mereka yaitu matapelajaran. Sehingga pekerjaan-pekerjaan di BK tidak terselesaikan dengan maksimal.
C.    Peran Guru di Sekolah Dalam Pelaksaan BK
Minimnya guru BK di SMKN 1 Puring, menjadikan guru kelas sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Kepala sekolah mengintruksikan pada semua guru kelas agar melakukan bimbingan dikelas 5 menit sebelum pelajaran dimulai. Dengan adanya instruksi tersebut, setiap harinya guru mata pelajaran memberikan sedikit bimbingan sebelum memulai pelajaran. Bimbingan tersebut berupa motifasi atau bimbingan social, dan bimbingan karir. Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan para siswa menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Selain bimbigan dikelas, sebagian guru pelajaran juga membantu atau merangkap sebagai guru BK. Mereka tidak hanya membantu dalam konseling tetapi dalam administrasi yang berhubungan dengan BK.
Jika ada masalah di kelas, sebagai penindak lanjut yang pertama yaitu guru matapelajaran, setelah itu wali kelas, dan kemudian ke guru Bk. Jika masalah belum terselesaikan akan berlanjut ke bagian kesiswaan dan yang terakhir ke kepala sekolah.

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pengertian-pengertian yang telah disampaikan, didapat kunci dari bimbingan itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan merupakan upaya membantu dengan memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh klien sebagai objek bimbingan.
2. Bimbingan dilakukan dengan cara menuntun dan mengarahkan seseorang untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
3. Bimbingan diberikan kepada satu orang atau lebih melalui tatap muka langsung.
Pada dasarnya bimbingan dan konseling di SMKN 1 Purig telah berjalan sesuai dengan prinsip, fungsi dan asas bimbingan dan konseling. Perbandingan jumlah guru BK dengan jumlah siswa masih kurang, tetapi hal tersebut bisa ditangani dengan terbentuknya kerjasama antara guru BK, wali kelas, dan guru mata pelajaran. Belum adanya ruangan khusus konseling dapat diatasi dengan mengadakan konseling di tempat yang dianggap lebih nyaman seperti warung makan, dll menyesuaikan keadaan.
Anggapan bahwa BK merupakan polisi sekolah masih cukup kuat, hal ini dibuktikan dengan rendahnya kesadaran pada diri siswa untuk datang langsung ke Ruangan BK untuk mendapatkan layanan BK. Kurangnya minat mendatangi Bk tersebut dikarenakan karena ruangan Bk yang belum ada dan masih bercampur dengn bagian kesiswaan yang sering bertindak seperti polisi sekolah.


B.  Saran
Untuk mengatasi masalah atau hambatan pelaksanaan  BK di SMKN 1 puring, hendaknya segera dibangun ruangan khusus BK. Agar siswa yang berkonsultasi lebih merasa aman dan asas BK terutama kerahasiaan bisa terjaga.  Guru BK jangan merangkap sebagai Waka Kesiswaan karena Kesiswaan dan BK merupakan dua hal yang berbeda, dan tentunya seorang guru akan kebingungan saat dihapkan pada suatu permasalahan, akan bertindak sebai guru Bk atau sebagi bagian kesiswaan.



DAFTAR PUSTAKA
Mugiarso, Heru. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes press





1 comment: