MAKALAH
OBSERVASI
“Layanan
Bimbingan dan Konseling Di SMKN 1 Puring”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling
Dosen: Bu Edwindha
Oleh
Maliasih
4201411101
Pendidikan Fisika
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Makalah
yang berjudul “Layanan Bimbingan dan Konseling Di SMKN 1 Puring “
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Semarang.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itulah,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan,
demi kesempurnaan karya tulis ini.
Terlepas
dari kekurangan-kekurangan, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.
Semarang, 1 Mei 2013
Penulis
BAB I
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menentukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan
masa depan. Dalam bimbingan dibutukan tenaga ahli untuk melakukannya, Bimbingan
di sekolah berlaku untuk semua siswa yang sekolah di sekolah tersebut, bukan
hanya untuk siswa yang bermasalah maupun yang merasa kesulitan belajar.
Bimbingan
dan Konseling merupakan mata kuliah yang wajib dikuasai oleh calon guru,
mengingat peran guru di sekolah sebagai pembimbing yang harus bisa mengarahkan
anak didiknya dalam pembelajaran sehingga tercapai tujuan dari pendidikan.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa anak didik di sekolah bersifat unik, karenanya guru dituntut
untuk bisa mengakomodasi seluruh keunikan peserta didik dengan memberikan
bimbingan secara individual serta mengarahkannya kepada hal yang positif.
Tugas
ini merupakan bagian dari tugas bimbingan dan konseling. Dengan tugas ini
diharapakan mahasiswa mengetahui dan belajar secara langsung tentang pelaksanan
Bimbingan dan Konseling di suatu sekolah, serta menganalisis permasalahan dan
solusinya. Observasi ini merupakan pembelajaran bagi mahasiswa calon pendidik
sebelum terjun langsung pada dunia pendidikan yang sesungguhnya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang telah dirumuskan adalah:
1.
Bagaimana
pelaksanaan BK di SMKN 1 Puring?
2.
Apa
saja hambatan pelaksanaan BK di SMKN 1 Puring?
3.
Bagaimana peran guru di sekolah dalam
pelaksanaan BK?
C.
Tujuan
Observasi
ini bertujuan untuk mengamati bagaimana aplikasi Bimbingan dan Konseling di
SMKN 1 Puring sehingga mahasiswa bisa mengambil pelajaran dan mendapat
pengalaman langsung tentang Bimbingan dan Konseling.
Observasi
ini juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis
kejadian di lapangan dalam kesesuaiannya dengan teori yang ada sehingga
ditemukan perbedaan keduanya dan menemukan reaksi dari perbedaan tersebut,
apakah bersifat positif atau negatif.
Terakhir
observasi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan
dan Konseling di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang.
BAB III
HASIL OBSERVASI
Nama Sekolah : Smk Negeri 1 Puring
Alamat Sekolah : Desa Tambakmulya,
Kecamatan Puring,
Kabupaten Kebumen
Kepala Sekolah : Sumaryanto, S. Pd. M. M. Pd.
Jumlah Siswa : 940 siswa
Waktu pelaksanaan : Sabtu, 3 Juni 2013
Narasumber
: Kartijo S. Pd.
A.
Pelaksaan BK di SMKN 1 Puring
SMKN1
Puring merupakan sekolah Smk pelayaran yang terletak di desa Tambakmulya,
kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen. Saat ini, jumlah siswa yang masih aktif
sebanyak 940 siswa yang terdiri dari 110 siswa putri (taruni) dan 830 siswa
putra (taruna). Sekarang ini ada 4 jurusan, yaitu Otomotif, NKPI (Nautika Kapal
Penangkap Ikan), TKPI (Teknika Kapal Penangkap Ikan), dan NKN (Nautika Kapal
Niaga). Sekolah ini berdiri pada 1 oktober 2004. SMKN 1 Puring
dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Sumaryanto, S.Pd.M.M.Pd. Adapun
guru khusus BK sebanyak satu orang yaitu Bapak Kartijo, S.Pd. Dalam pelaksanaan
program Bimbingan dan Konseling guru BK dibantu oleh guru matapelajaran yang
merangkap sebagai guru BK sebanyak 4
orang.
Dalam
sekolah ini diterapkan beberapa bidang bimbingan diantaranya, bimbingan karir,
bimbingan pribadi, bibingan sosial, dan bimbingan belajar. Pada awal
pendaftaran, untuk penjurusan siswa terlebih dahulu mendapatkan bimbingan
karir. Panitia PBDB menjelaskan semua informasi tentang jurusan yang ada,
karena tidak jarang siswa yang mendaftar
belum tahu jurusan yang akan mereka ambil. Dalam tahap wawancara,
pendaftar diwawancarai tentang minat jurusannya. Jurusan disesuaikan dengan
minat siswa, tidak jarang mereka yang ganti jurusan setelah wawancara.
Wawancara biyasanya dialkukan oleh ketua jurusan.
Setiap
minggunya disekolah ini ada 1 jam pelajaran disetiap kelasnya. Waktu sejam
dirasa kurang untuk melakukan bimbingan secara maksimal. Untuk melakukan bimbingan,
pihak BK mengambil waktu saat apel baik apel pagi maupun siang. Apel pagi
dilaksanaka sebelum kegiatan belajar mengajar, dan apel siang dilaksanakan
setelah kegiatan belajar
mengajar. Apel dilakukan rutin setiap harinya biyasanya
berbentuk latihan fisik.
Untuk kelas X dan XI apel biyasanya berbentuk
latihan fisik yang diselingi dengan bimbingan social dan bimbingan belajar. Dalam
bimbingan karir, saat apel kelas XII dipisahkan dengan kelas X dan XI. Guru Bk
memberikan penjelasan atau menginformasikan semua hal yang berhubungan dengan
karir siswa. Informasi itu biasanya tentang pendidika lanjut dan juga tentang pekerjaan. Sebagian besar
lulusan SMKN 1 Puring tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga mereka
lebih banyak membutuhkan informasi tentang pekerjaan. Untuk itu, SMKN 1 Puring
berkerja sama dengan agensi pelayaran dari Jepang yang setiap akhir tahun
pelajaran selalu mengadakan seleksi kerja.
Siswa
yang ingin mendapatkan informasi lebih, atau ingin berkonsultasi tentang karir dan
pendidikan lanjut biyasanya dengan suka rela mendatangi guru BK untuk
berkonsultasi. Konsultasi kadang perorangan dan kadang dalam bentuk kelompok
kecil. Selain datang dengan sukarela, pihak Bk juga kerap mengadakan panggilan
bergilir untuk siswa yang sekiranya perlu mendapat bimbingan. pangggilan
bergilir itu dalam bentuk kelompok kecil ataupun individu disesuaikan dengan
tujuan bimbingan. Dalam bimbingan belajar, pihak BK mengadakan hipnoterapi
untuk kelas XII menjelang ujian nasional. dengan hipnoterapi diharapkan dapat
meningkatkan konsentrasi siswa dalam mengerjakan ujian nasional.
Untuk
siswa yang bermasalah, pihak BK melakukan bimbingan tersendiri disesuaikan
dengan masalah atau pelanggaran yang dilakukan. Pelanggaran yang paling sering
dilakukan siswa yaitu tidak masuk tanpa keterangan. Ada banyak penyebab mereka
tidak masuk tanpa keterangan. Siswa yang rumahnya jauh dari sekolah, kesulitan
untuk menitipkan surat, sedangkan injin melalui telefon tidak diperbolehkan
oleh sekolah. Untuk itu pihak sekolah memberikan kebijakan bagi yang tidak
masuk tapi tidak bisa mengirim surat hari itu juga. Hari berikutnya harus
menemui guru BK dan membawa surat, dan siswa itu dianggap masuk dengan ijin.
Untuk yang tidak masuk tanpa alasan lainnya, pihak BK selalu memangggil setelah
siswa tersebut masuk. Pemanggilan dilakukan untuk meminimalisasi siswa tidak
masuk tanpa keterangan. Dalam pemanggilan itu, siwa akan mendapatkan teguran
dan sanksi yang sesuai.
Sebelum
memberikan sanksi, guru BK menanyakan terlebih dahulu alasanya. Dengan alasan
itu guru BK akan menyesuaikan dengan sanksi yang akan diberikan. Pelanggaran
yang sering dilakukan lagi yaitu masuk terlambat, dan atribut tidak lengkap.
Sanksi-sanksi dan prosedur untuk semua pelanggaran sebelumnya telah
disosialisasikan kepada semua siswa dan guru. Prosedur dan sanksi semuanya
disesuaikan dengan peraturan yang ada di IK (Intruksi Kerja) yang telah
distandarisasi oleh ISO. Sanksi ada tiga bentuk yaitu sanksi administrasi atau
teguran secara lisan, sanksi spiritual, dan sanksi fisik. Sanksi fisik
bertujuan positif untuk kesehatan siswa.
Pelanggaran
berat yang pernah dilakukan oleh siswa yaitu mencuri. Pencurian itu berupa
pencurian Hp, Helm, uang, dll. Untuk kasus ini, siswa akan diberi poin 50 dari
100 poin. Untuk menyelesaiakn masalah ini, biyasanya guru BK mencari tahu
terlebih dahulu alasan dan latarbelakang siswa mencuri. Karena disetiap masalah
pasti ada alasan mereka melakukanya. Terkadang guru BK juga memanggil orang tua
siswa untuk bersama-sama mencari jalan keluar terbaik.
Untuk
pengembangan diri siswa, di SMKN 1 Puring ada 11 ektrakurikuler, yaitu:
Pramuka, PMR, Bela Negara, pencak silat, sepak bola, voly, drumband, produktif,
dll. Tiga diantaranya wajib dipilih salah satu yaitu pramuka, PMR, dan Bela
Negara.
B.
Hambatan Pelaksanaan BK di SMKN 1
Puring
SMKN 1 Puring tergolong sekolah yang belum lama berdiri dan
terletak didesa. Fasilitas masih sangat minim. Adapun hambatan dalam
pelaksanaan BK yang utama yaitu belum memiliki ruangan tersendiri, sekarang ini
ruangan Bk masih bergabung dengan ruangan kesiswaan. Tentunya sangat tidak
nyaman bagi guru BK untuk melakukan konseling di ruangan tersebut. Tidak jarang
saat guru BK sedang melakukan konseling dengan siswa guru lain yang tidak ada
kepentingan dengan Bk ikut nimbrung dan berbicara yang tidak semestinya.
Asas-asas Bk seperti kerahasiaan tidak berjalan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak jarang guru BK
mencari waktu lain diluar jam sekolah untuk melakukan konseling dengan siwa.
Tidak jarang guru Bk mengajak siswa ke
warung untuk melakukan konseling karena suasana ruangan yang tidak
memungkinkan. Di warung suasana lebih santai dan biyasanya siswa menjadi lebih
terbuka untuk bercerita.
Hambatan lainya yaitu kurangnya tenaga pendidik yang benar-benar
lulusan BK. Dengan jumlah siswa 940 seharusnya paling tidak ada 5 guru Bk,
sedangngkan disekolah ini baru ada 1 guru Bk yaitu Bapak Kartijo. Guru Bk
lainya aslinya guru matapelajaran. Bapak Kartijo juga merangkap sebagai Waka
Kesiswaan., sehingga terkadang bingung. Disatu sisi sebagai guru BK yang harus
mendekatkan diri pada siswa, dan di sisi lain seabai kesiswaan yang harus
bertindak tegas pada siswa. Untuk guru-guru pembantu Bk tentunya tidak dapat membantu sepenuhnya pada BK,
mereka terlebihdahulu mengutamakan bidang yang memang tempat mereka yaitu
matapelajaran. Sehingga pekerjaan-pekerjaan di BK tidak terselesaikan dengan
maksimal.
C.
Peran Guru di Sekolah Dalam
Pelaksaan BK
Minimnya guru BK di SMKN 1 Puring, menjadikan guru kelas
sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Kepala sekolah
mengintruksikan pada semua guru kelas agar melakukan bimbingan dikelas 5 menit
sebelum pelajaran dimulai. Dengan adanya instruksi tersebut, setiap harinya
guru mata pelajaran memberikan sedikit bimbingan sebelum memulai pelajaran.
Bimbingan tersebut berupa motifasi atau bimbingan social, dan bimbingan karir.
Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan para siswa menjadi semangat dalam
mengikuti pembelajaran.
Selain bimbigan dikelas, sebagian guru pelajaran juga
membantu atau merangkap sebagai guru BK. Mereka tidak hanya membantu dalam
konseling tetapi dalam administrasi yang berhubungan dengan BK.
Jika ada masalah di kelas, sebagai penindak lanjut yang
pertama yaitu guru matapelajaran, setelah itu wali kelas, dan kemudian ke guru
Bk. Jika masalah belum terselesaikan akan berlanjut ke bagian kesiswaan dan
yang terakhir ke kepala sekolah.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
pengertian-pengertian yang telah disampaikan, didapat kunci dari bimbingan itu
sendiri adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan merupakan upaya membantu dengan memberikan
informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh klien sebagai objek bimbingan.
2. Bimbingan dilakukan dengan cara menuntun dan
mengarahkan seseorang untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
3. Bimbingan diberikan kepada satu orang atau lebih
melalui tatap muka langsung.
Pada dasarnya bimbingan dan
konseling di SMKN 1 Purig telah berjalan sesuai dengan prinsip, fungsi dan asas
bimbingan dan konseling. Perbandingan jumlah guru BK dengan jumlah siswa masih
kurang, tetapi hal tersebut bisa ditangani dengan terbentuknya kerjasama antara
guru BK, wali kelas, dan guru mata pelajaran. Belum adanya ruangan khusus
konseling dapat diatasi dengan mengadakan konseling di tempat yang dianggap
lebih nyaman seperti warung makan, dll menyesuaikan keadaan.
Anggapan bahwa BK merupakan polisi
sekolah masih cukup kuat, hal ini dibuktikan dengan rendahnya kesadaran pada
diri siswa untuk datang langsung ke Ruangan BK untuk mendapatkan layanan BK. Kurangnya
minat mendatangi Bk tersebut dikarenakan karena ruangan Bk yang belum ada dan
masih bercampur dengn bagian kesiswaan yang sering bertindak seperti polisi
sekolah.
B. Saran
Untuk mengatasi masalah atau
hambatan pelaksanaan BK di SMKN 1
puring, hendaknya segera dibangun ruangan khusus BK. Agar siswa yang
berkonsultasi lebih merasa aman dan asas BK terutama kerahasiaan bisa
terjaga. Guru BK jangan merangkap
sebagai Waka Kesiswaan karena Kesiswaan dan BK merupakan dua hal yang berbeda,
dan tentunya seorang guru akan kebingungan saat dihapkan pada suatu permasalahan,
akan bertindak sebai guru Bk atau sebagi bagian kesiswaan.
DAFTAR PUSTAKA
Mugiarso, Heru.
2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes press
Nice for Sharing....
ReplyDeleteBy. Obat Pembesar Penis | Vimax Asli | Pembesar Penis